welcome
 
Kekuatan Puasa
Tuesday, October 28, 2003

Semua amal perbuatan anak Adam diganjar berlipat ganda.
Kebaikan diganjar dengan sepuluh kali lipat hingga tujuh ratus kali lipat.

Firman Allah: kecuali puasa. Sesungguhnya puasa untuk-Ku dan Akulah yang akan mengganjarnya karena puasa meninggalkan syahwat dan makanan, demi Aku. Dan bagi orang yang berpuasa, ada dua kegembiraan : Gembira pada waktu berbuka dan gembira pada waktu menjumpai Tuhan-nya. Dan sesungguhnya bau mulut orang yang berpuasa di sisi Allah, lebih wangi dari bau kesturi.

(Nabi Muhammad saw)


Marhaban ya Ramadhan
Monday, October 20, 2003

Sebentar lagi masuk bulan suci Ramadhan...

Semoga Allah SWT masih memberikan Rahmat dan Karunia-Nya

Masih memberikan panjang umur, kesehatan , kemudahan rejeki, nikmat Islam, Iman dan Ihsan..

Sehingga dalam memasuki dan menjalankan Ramadhan nanti dengan baik dan lebih baik dari sebelumnya...

*Taqoballahu mina wa minkum*
Semoga amal ibadah kita di terima Allah Swt, amien. ...





Eva Christina Zeller

Saya Mencintai tiga hal di dunia ini

Matahari...

Bulan...

Dan Kau...

Matahari untuk siang hari

Bulan untuk malam hari

dan Kau untuk selamanya.

ctd: Eva Christina Zeller (workshop Goethe-Institut)


Surat Cinta Kelakar 3
Friday, October 17, 2003

Kini segalanya telah pun berakhir. Aku sadar siapa aku. Aku hanya insan biasa yang suka makan mie instan.

Aku bukan McGyver, McDonald's, Superman atau Kesatria Baja Hitam.

Aku juga bukanlah Ultraman seperti yang kau idam-idamkan.

Aku menyedari kekurangan diri dan kekurangan kemudahan awam di tempat sendiri.

Tak perlu dikesali lagi kerana nasi telah menjadi capati dan tin sardin

Segalanya sungguh mengharukan dan semua hadiah pemberianmu termasuk enjin kapal selam telah pun aku cincang untuk dibuat makanan lembu.

Walaupun segalanya telah pun berakhir, disini, diatas pokok getah ini aku tetap menunggu kau akan kembali.

Selagi ada nafas ini, selagi ada kompleks membeli-belah SOGO, selagi ada kedai kasut selipar di sekitar Argentina, selagi kumpulan Metallica tidak berpecah, aku tetap menunggumu sehinggalah mentari terbelah lapan.

Namun aku menyedari bahawa penantianku hanyalah sia-sia belaka.

Akhirnya aku mengambil keputusan mektamad untuk menunggu tiang elektrik dihadapan rumahku berbuah.

kalau tiang elektrik berbuah nanti, akan aku poskan buahnya kepadamu.

akankah?......



Surat Cinta Kelakar 2

Kondominium cinta yang kita bina dari makgat basikal dan kipas helikopter akhirnya musnah setelah kau berpaling tadah.

Ternyata sikapmu mulai berubah bila Malaysia mula melancarkan satelit MEASAT-1 ke ruang angkasa raya.

Sejak itu kau sering melarikan diri dan Akhirnya aku menyadari bahwa diri ini tidak diperlukan lagi.

Sejak kau tiada, aku sering menyendiri berbual-bual dengan pokok betik untuk mengisi masa lapang.

Kadang-kadang aku mengikat botol oren pada tiang rumah agar nampak lebih cantik.

Saban hari aku termenung di dalam peti sejuk mengenangkan dirimu yang entah kemana menghilang.

Aku coba bermain badminton sambil makan mie untuk melupakanmu, tetapi aku tak berdaya.

Mengapa? Mengapa sayang? Mengapa ini semua bisa terjadi?

Mengapa setelah kau curi hatiku, kau rompak cintaku lantas kau bunuh cintaku sehingga aku terbunuh dalam kemalangan cinta yang ngeri.

Aku bagaikan terhimpit dan dihimpit oleh guni-guni batu yang kau timpakan di atas belakangku.

Derita yang kautimpakan itu adalah beban yang terlalu berat untuk ku bagaikan mendukung 75 ekor biawak dan 386 ekor anak beruk.

Dan kini segala harapanku hancur berkecai bagaikan aku terjatuh dari Menara Kuala Lumpur dan dihempap oleh Menara Berkembar Petronas lalu tersangkut di celah landasan LRT dan kemudian digilis pula kereta api hingga aku hancur berkecai. Oh! terlalu berat dugaan yang kutempuhi kini.




Surat Cinta Kelakar 1

Dalam kesuraman ultra lembayung ketika tujuh bulan menumpahkan cahaya

dibawah kaki langit khirmizi, tiba-tiba aku terkenangkan eurika nostalgia cinta lama yang kita palitkan berdua.

Kehadiranmu bersama molekul-molekul hidrogen menerjang segala kekusutan yang membelit tali perutku.

Dan kehadiranmu itu mengajar aku arti rindu gelora dan syahdu.

Kau juga mengajariku arti cinta, singa laut,beruang kutub, penguin, kambing salju, mie rebus, cendol, koridor, kotak pensil, tali kusut dan pasu bunga.

Kala itu, kita bagaikan Nobita dan Sizuka.

Kau dan aku umpama Kurt Cobain dan Rafeah Buang yang tidak dapat dipisahkan.

Malangnya percintaan yang mendapat liputan meluas hingga ke planet Ziku itu telah mengundang perpisahan yang akhirnya telah mengecewakan seluruh penternak lipan di Burma.

Kau pergi jua ketika Kuala Lumpur sedang bersiap sedia menjadi tuan rumah Sukan Komanwel 1998.

Sesungguhnya perpisahan itu berpuncak daripada penebangan pokok getah secara besar-besaran di Lembah Klang.

kepergianmu menyebabkan aku menghidap penyakit resdung dan hepatitis-Q secara mengejut.

Ketiadaanmu memaksa aku memakai topi keledar setiap masa sebagai langkah keselamatan.

Aku seperti tidak percaya dengan apa yang telah terjadi.

Aku bagaikan tergelincir dari orbit bumi dan terpelanting ke ruang angkasa, apabila daya tarikan graviti terhadapku tiada lagi berfungsi setelah aku tersungkur dalam percintaan yang berlarutan hingga ke rubber-set.

Seluruh perjalanan hidupku menjadi gulita bagaikan terperangkap di dalam gua yang gelap dan ditemani stlagit dan stlagmit yang bagai sembilu.


Senja Tidak Tinggal disini Lagi
Wednesday, October 15, 2003

Senja tidak tinggal disini lagi

Ia sudah lama pergi

Hampir 19 th yang lalu

Senja tidak tinggal disini lagi

Tempatnya jauh ... jauh sekali

Aku tidak bisa melihat batang hidungnya lagi

Aku bahkan tidak merasakan hangat sinarnya lagi

Senja tidak tinggal disini lagi

Ia betul-betul telah menghilang

Menyisakan gelap dan pekat yang semakin suram

Meninggalkan luka dan kegelisahan yang menyesakkan jiwa

Senja tidak tinggal disini lagi

siapapun tidak bisa merayunya kembali

tak satupun yang sanggup membawanya pulang

Ia pergi karena disini bukan tempatnya lagi

Ia pergi karena dirinya tak mampu memberi arti lagi


ctd: Hijau pupus




Tak Cukup Sekedar Ada
Monday, October 13, 2003

kesabaranmu telah melewati pagu

Dan kau bertahan genangi dunia yang menjemu

Sementara aku, hanya mampu ikuti kisah-kisah itu

Minus solusi yang membawamu lalu


Kutau tak cukup sekedar ada

untuk menentramkan resah di jiwa

Tidak juga rangkaian kata dalam puisi

Untuk mengobati luka di hati


Beri aku waktu....

Genapkan tekad dan kumpulkan amunisi

Kuatkan hati hadapi misteri

Yang katamu kerap intimidasi diri


Namun maafkan aku untuk tak berjanji

atas apa yang akan kita lalui nanti

Karena sekali lagi hidup adalah misteri

Yang akan kita mengerti setelah terlewati


Terus saja berdoa

karena Tuhan jelas tidak buta

Jangan berhenti percaya

Karena itu alasan kita ada

ctd: u.w.a
Sep 17, 2002


Pada Suatu Coretan
Wednesday, October 01, 2003

Pada suatu coretan
yang sering kuhindari
kala setitik bintang berusaha bersinar
walau gelap malam mengitar

Nganga luka masih menyala
walau kini semakin redup
Hiasan yang masih mengkilap itu
semoga lebur ditelan waktu

Ikhtiar untuk berpaling
hanya menyisakan kebimbangan semata
pandangan sekilas yang terlintas
mengapa sulit sekali untuk berbekas

Saat pernah kurengkuh dalam genggaman
sekuntum ranum yang tak berjelaga
kuhanya patahkan sang mawar
dengan harum dari durinya yang mekar

terpantul kembali tetesan cahaya
dari sebongkah rona yang menatap
rindu dendam saling menjulang
tak tahu mana yang harus menang

Smoga kini yang jauh semakin menjauh
berpijak pada dentaian angin semilir
ketetapan yang kudamba
walau belum ada yang menyeruak dari keramba

Akankah hati masih mengenaliku...


 
 

tacks

navigation

tacks the girl journal photos pets loves e-mail guests links

Graphics by Quixotic Pixels